Miris, Tak Miliki Kartu Keluarga, Satu Keluarga Putus Sekolah
Ketua Yayasan Pemulung : Medan Kota Marjinal
PATROLINEWS.COM, Medan – Cita-cita Chantika Br. Rajagukguk (16) terpaksa pupus ditengah jalan. Remaja putri tamatan SMP ini harus menggantikan tugas ibunya untuk menjaga adik-adiknya yang masih kecil-kecil berjumlah 5 (lima) orang. Kondisi itu dikarenakan ibunya Br. Tindaon meninggalkan mereka tanpa pesan sedikitpun.
Selain dirinya, 2 adiknya juga tidak terpaksa putus sekolah. Tak hanya itu saja, semenjak kepergian ibunya, adik bungsunya berumur 6 bulan menjadi kurus dan kekurangan gizi.
“Tidak ada biaya melanjutkan sekolah lagi Pak, karena ibu pergi dari rumah, nggak tahu entah kemana. Kami semua ditinggalkannya. Adik saya yang paling kecil ini juga sampai kurus dan kekurangan gizi, karena sangat jarang minum susu,” ungkap Chantika sedih.
Sedangkan Ayahnya, lanjut Chantika hanya seorang supir angkot Koperasi 64.
“Kalau bapak masih kerja belum pulang,” katanya kepada Ketua DPRD Komisi D DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan dan Ketua Yayasan Pemulung Uba Pasaribu saat menjenguk keluarga Chantika, Kamis (24/01/2019).
Kepada Sutrisno, Chantika mengatakan dirinya masih bersemangat untuk bersekolah dan meraih cita-citanya sebagai desainer.
“Masih bersemangat Tulang, cita-citaku mau menjadi desainer,
Adik-adik saya yang 2 ini juga masih ingin bersekolah,” katanya sambil menunjukkan hasil lukisan tangan yang ditempel di dinding triplek rumahnya.
Kondisi rumah tinggal Chantika yang beralamat di Jl Pantai Timur, Pasar I Gg Mesjid ujung, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia,Kota Medan Sumatera Utara pun tampak tak layak huni.
Dinding rumahnya hanya menempel dari dinding rumah tetangga, sedangkan dinding depan dan belakang rumah terbuat dari papan, namun kini terlihat sudah lapuk.
Mendengar dan melihat kondisi Chantika dan adik-adiknya, Ketua Komisi D DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan meminta agar kartu keluarga dan KTP ayah Chantika segera diurus.
“Tolong Pak dibantu dulu diuruskan kartu keluarga dan KTP orangtuanya, supaya bisa kita buatkan KIS, KIP dan BPJS Kesehatan mereka. Seharusnya negara hadir untuk masyarakat seperti ini,” ungkap politisi PDI Perjuangan kepada Ketua Yayasan Pemulung Uba Pasaribu.
Selain itu, melihat kondisi rumah yang sangat memprihatikan, Sutrisno juga akan memasukkan rumah Chantika dalam program bedah rumah.
Ketua Yayasan Pemulung Uba Pasaribu mengatakan sengaja mengundang Ketua Komisi D DPRD Sumut agar dapat memberikan solusi kepada keluarga Chantika.
“Enam orang anak sekeluarga,tak punya Kartu Keluarga,tiga putus sekolah,mamak R br SITINDAON minggat tak tau kemana. Ayahnya Berkat Rajagukguk tak berdaya, anak-anaknya bijak-bijak merengek minta sekolah. Si baby umur enam bulan tak terurus jarang minum susu,pemerintah abai, sempurnalah derita keluarga ini,” terang Uba.
Namun, Uba bersyukur masih ada pejabat negara yang mau perduli dengan warga marginal.
“Terima kasih atas keperdulian Amang Sutrisno Pangaribuan yang berkenan datang menjenguk warga-warga di Kota Marjinal ini. Kiranya Tuhan memberkati Amang selalu,” ucapnya. (Pnc-1)