FDT 2019 Dinilai Gagal, Dimas Minta Pengurus BODT Libatkan Stakeholder dari 7 Kawasan Danau Toba
PATROLINEWS.COM, Medan – Penyelenggaraan Festival Danau Toba (FDT) yang dihelat di Parapat, Kabupaten Simalungun pada 9-12 Desember 2019 lalu dinilai tak mampu mendatangkan jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara secara signifikan. Dan malah memberikan kesan, FDT itu hanya seremonial saja untuk menghamburkan anggaran negara.
Menyikapi masalah itu, Sekretaris F- Nasdem DPRD Sumut Dimas Tri Adji meminta agar pengurus BODT dan pelaksanaan Festival Danau Toba diserahkan sepenuhnya kepada daerah.
Menurut dia, kegagalan pelaksanaan FDT 2018 disebabkan adanya egosektoral stakeholder di 7 kawasan sekitar Danau Toba.
“Sampai sekarang terlihat tidak ada kebersamaan mencari solusi untuk membangun bersama. Ada kabupaten tertentu yang bisa berhubungan dengan pusat tanpa melalui provinsi. Akhirnya, kabupaten itu langsung saja ke pusat. Hal ini berimbas hingga akhirnya FDT hanya dihadiri seorang bupati saja,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Dimas, keberadaan pengurus Badan Otorita Danau Toba (BODT) tidak melibatkan putra daerah dari 7 kawasan Danau Toba.
“Tingkat Direktur BODT dari pusat, tingkat dewan pengawas seluruhnya dari kementerian. Jadi rasa memiliki dari daerah menjadi minim, kita hanya punya tempat,” pungkasnya.
Ketua Komisi E DPRD Sumut ini menegaskan, untuk memajukan pariwisata Danau Toba maka kedepannya mindset pemerintah pusat harus diperbaiki.
“Bukan mindset orang lokal. Harus dilibatkan orang daerah sebagai pengurus. Bukan pada saat tertentu saja dipanggil dan dilibatkan kepala daerah, akademisi. Dan project-project itu juga sifatnya jangan top down tetapi harus bottom up. Agar sustainable harus ada rasa memiliki dari civil society yang di daerah,” terangnya.
Ia juga meminta, kedepannya persiapan penyelenggaraan FDT harus memperhatikan jadwal pelaksanaan dan promosi yang menyeluruh.
“Pemilihan waktu juga menjadi permasalahan, untuk menyemarakkan dan menarik wisatawan lokal harusnya momen yang diambil itu disaat hari libur sekolah. Sedangkan untuk menarik wisatawan mancanegara, salahsatunya dapat melibatkan duta besar kita yang ada diluar negeri. Zaman sekarang juga sudah canggih, media online dan medsos ini juga harusnya dilibatkan secara penuh,” sarannya.
Dimas menyarankan agar pemerintah pusat dan provinsi Sumatera Utara dapat belajar dari Kabupaten Bayuwangi dalam menyelenggarakan festival daerah.
“Festival-festival kecil di Bayuwangi dapat berskala internasional dan menarik wisatawan mancanegara. Pusat maupun Pemprovsu percuma sudah bolak-balik ke Bayuwangi. Jadi kuncinya ya itu soal jadwal dan pelibatan orang daerah. Ini sepertinya hanya menghabiskan anggaran saja,” tegas politisi muda Nasdem ini. (Fernando)