Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Kabupaten Tobasa Mengadu ke DPRD Sumut
Petani Dirugikan Rp480 Juta per Bulan
PATROLINEWS.COM, Medan – Mahasiswa dan Pemuda Kabupaten Tobasa yang tergabung dalam Aliansi Habinsaran Borbor Nassau (Habornas) menyampaikan keresahan masyarakat terhadap kondisi infrastruktur jalan di tanah kelahirannya (Bona Pasogit) yang babak belur kepada Komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara, Kamis (11/7/2019).
Kordinator Aliansi Habornas Pesta Boru Tambunan mengatakan ruas jalan Provinsi di Kecamatan Habinsaran – Borbor – Nassau perbatasan Rantau Prapat terletak di Kabupaten Toba Samosir tidak pernah ada perbaikan sebagaimana mestinya dan sangat hancur.
“Padahal jarak jalan tersebut hanya 19,4 Km dan bila dilalui dengan sepeda motor akan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Parahnya kondisi jalan dapat dilihat pada ruas jalan Habinsaran (Parsoburan) – Lumban Rau – Borbor, Pangururan, Janji Maria (perbatasan Toba Samosir-Tapanuli Utara),” ujarnya.
Akibatnya, lanjut Pesta lagi, kondisi itu membuat masyarakat di Kecamatan Habinsaran dan Borbor yang matapencahariannya dengan bertani Padi, Kopi, Kemenyan, Andaliman menjadi merugi karena besarnya biaya pengangkutan hasil panen.
Oleh karena, Pesta Tambunan meminta agar pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera memperbaiki jalan provinsi itu dan segera menindak kendaraan yang over kapasitas yang melalui jalan tersebut.
Ditambahkan Jonri Pangaribuan, Jalan Habinsaran menuju Borbor pernah terjadi longsor namun ada pembiaran selama 2 minggu tanpa ada tindakan dari instansi terkait. Padahal jalan itu diperlukan untuk dilewati anak sekolah.
“Setelah viral baru diperbaiki dengan hanya menimbn tanah saja.Mulai tahun 2002 sejak pemekaran kecamatan kondisi jalan itu belum pernah diperbaiki,” geramnya.
Petani Dirugikan Rp480 Juta per Bulan
Senada, Suparman Pardosi yang merupakan alumni Universitas Darma Agung juga mengatakan Jalan provinsi di Kecamatan Nassau yang berbatasan dengan Rantau Prapat juga rusak parah. Sehingga masyarakat yang berpenghasilan dari kebun Sawit dan Karet di daerah itu mengalami kerugian hingga Rp.480 juta per bulan.
“Dari Kecamatan Nassau ada produksi Sawit dan Karet 600.000 kg setiap bulan, namun karena kondisi jalan rusak maka harga jual petani menjadi Rp.800 per kg.Padahal bila jalan tersebut bagus maka harga jual dapat mencapai Rp.1800 per kilogramnnya,” jelasnya.
Selain itu, karena jalan rusak itu menyebabkan harga jual rendah maka banyak anak warga di Kecamatan Nassau hanya dapat menamatkan sekolahnya pada tingkat SMA saja.
“Langsung merantau mereka dan tidak ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi karena ekonomi masyarakatnya tidak mendukung,” tukasnya.
Mendengar keluhan pemuda dan mahasiswa itu, Ketua Komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara mengatakan semua itu akibat rusaknya sistem politik di negara Indonesia.
“Sepanjang orang-orang yang duduk dan terpilih karena uang maka inilah hasilnya. Mereka akan sibuk memikirkan uangnya agar dapat kembali. Tidak mungkin orang datang ke tempat jauh bila tidak ada ikatannya. Saya meminta nantinya Aliansi Habornas dapat mengawal proses Pilkada Kabupaten Tobasa,” pungkasnya.
Lanjut Sutrisno mengatakan agar pemuda juga mulai turut terlibat dalam musyawarah desa dan menyurati Kementerian PUPR sehingga mampu menyuarakan apa yang diperlukan oleh masyarakat.
“Kekurangan pemerintah daerah adalah tidak memiliki inisiatif untuk mengejar dana dari pusat. karena anggaran provinsi kita untuk infrastruktur hanya Rp800 miliar sedangkan jalan provinsi ada sepanjang 3000 an lebih. Namun, dokumen yang diserahkan kepada kami akan segera kami sampaikan kepada Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi. Mudah-mudahan dapat dikerjakan nantinya pada tahun 2020,” tutup Sutrisno. (Pnc-1)