Tragedi Berdarah Demo Aliansi Mahasiswa Kota Medan, Ini Kronologisnya
PATROLINEWS.COM, Medan – Ratusan massa yang terdiri dari Elemen mahasiswa dan Aliansi Mahasiswa Bersatu se-Kota Medan yang berasal dari hampir seluruh perguruan tinggi di Medan menggelar aksi unjuk rasa ke DPRD Sumut, Kamis (20/9/2018). Aksi itu menyoroti masalah perekonomian yang dinilai buruk. Apalagi stabilitas rupiah yang semakin terpuruk dimana 1 Dollar sudah mencapai Rp15.000, sehingga memicu harga-harga kebutuhan semakin tinggi.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti kinerja BPJS yang masih menyulitkan masyarakat, meminta Presiden mencopot Menteri Perdagangan dan Menteri Perekonomian sebagai biang kerok pelemahan rupiah, Reforma Agraria, Tolak kedatangan IMF-WB, Kembali kan Premium kepada rakyat, Cabut Perpres No. 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA), membangun Industri Nasional, Revisi peraturan PP No. 78 tahun 2015 tentang upah buruh dan Kebebasan berpendapat kembali ke Pasal 28 UU.
Adapun gabungan massa mahasiswa itu terdiri dari Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Universitas Panca Budi Medan, Potensi Utama, Institut Kesehatan Helvetia, Universitas Muslim Nusantara (UMN), Universitas Medan Area (UMA) dan elemen mahasiswa KAMMI Medan serta HMI Medan.
Aliansi Mahasiswa Bersatu se-Kota Medan terpaksa mengambil posisi berorasi di pintu 3 dekat Bank Mandiri dikarenakan saat itu kelompok massa yang mengatasnamakan Masyarakat Cinta NKRI yang terlebih dahulu hadir di pintu I DPRD Sumut.
Namun sebelumnya, massa Masyarakat Cinta NKRI hanya berkumpul tanpa melakukan orasi, seperti hanya sengaja menunggu kedatangan kelompok mahasiswa.
Jelang waktu sholat Dzuhur mahasiswa meminta kepada pihak kepolisian yang melakukan pengamanan agar dapat memberikan kesempatan mahasiswa untuk melaukan sholat di dalam gedung DPRD Sumut. Namun, permintaan itu tidak dipenuhi pihak kepolisian demi menjaga keamanan gedung DPRD Sumut.
Mahasiswa selanjutnya memutuskan menggelar sholat Dzuhur di jalanan, kembali mereka meminta masuk ke gedung DPRD Sumut untuk mengambil air wudhu. Lagi-lagi, permintaan itu ditolak petugas. Dan akhirnya, mahasiswa tanpa melakukan wudhu langsung menggelar sholat dzuhur di jalan raya.
Usai sholat, mahasiswa kembali berorasi dan saat itu anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS Ust. Zulfikar mendatangi mahasiswa. Anggota Komisi E itu berjanji bahwa dirinya memberikan apresiasi terhadap pemerintah pusat dan akan menyampaikan aspirasi mahasiswa.
“DPRD adalah rumah kita dan berhak memberikan aspirasinya namun kita harus menjaga ketertiban. Kita sama-sama tahu kondisi bangsa kita dan kami akan menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintah pusat. Tolong dijaga dan sama-sama tertib, mengenai Presiden ada sesuai dengan ketentuan dengan Pilpres untuk menentukannya. Saya mengucapkan terimakasih dan saya berani duduk ditengah kalian karena saya yakin kalian pasti akan menjaga ketertiban,” ungkapnya.
Namun, saat Zulfikar diatas mobil komando mahasiswa memberi tanggapan, tiba-tiba massa yang mengatasnamakan Masyarakat Cinta NKRI yang turut berdemo saat itu juga di pintu I DPRD Sumut melempar botol air mineral ke arah mahasiwa. Melihat situasi tersebut, belum selesai berbicara terpaksa Zulfikar menyingkir mengamankan diri ke gedung DPRD Sumut.
Sontak aksi pelemparan itu memancing amarah mahasiswa. Mahasiswa membalas lemparan tersebut dengan air mineral cup, namun mahasiswa kembali dibalas dengan lemparan batu. Beruntung suasana itu dapat diredam pihak kepolisian sehingga tidak berkepanjangan.
Mahasiswa merasa aksi mereka disusupi dengan aksi tandingan yang turut hadir saat itu, tetapi kordinator aksi mengarahkan agar kelompoknya bersabar dan tidak terprovokasi massa pendukung Masyarakat Cinta NKRI
“Bapak-bapak…kita masih rakyat Indonesia, kita punya visi masing-masing untuk kesejahteraan Indonesia. Mari sama-sama mengikuti batas masing-masing, semua untuk merah putih. Kawan-kawan mahasiswa yang jauh merapat, kita sudah ada batasan yang dibuat oleh polisi,” ungkap kordinator aksi kepada mahasiswa dan kepada massa Masyarakat Cinta NKRI.
Selanjutnya, mahasiswa yang merasa aspirasi mereka belum tuntas ditanggapi anggota DPRD Sumut akhirnya melanjutkan untuk masuk menjumpai wakil rakyat ke gedung DPRD Sumut.
Kembali puluhan mahasiswa menggoyang pintu pagar III kantor DPRD Sumut itu. Tiba-tiba, massa mahasiswa mendapat lemparan batu dari massa seberang. Lagi-lagi, aparat tidak melakukan pencegahan dari massa pendukung Masyarakat Cinta NKRI.
Akhirnya mahasiswa bergerak menyerang dan membalas lemparan batu. Hujan batu pun terjadi di sepanjang jalan di depan kantor DPRD Sumut.
Namun aparat malah melemparkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mahasiswa akhirnya berlarian meninggalkan lokasi aksi. Melihat mahasiswa berlarian, petugas malah mengejar mahasiswa dan memukuli para mahasiswa hingga berdarah-darah.
Selanjutnya petugas mengamankan mahasiswa yang terluka ke pelataran gedung DPRD Sumut. Mahasiswa yang terluka sempat terlantar tanpa diobati. Beruntung anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS datang melihat mahasiswa terluka dan membawanya ke rumah sakit Bhayangkara Medan.
Pantauan awak media ini, aksi massa akhirnya selesai usai mahasiswa tercerai-berai. Tidak ada yang cedera dari massa Masyarakat Cinta NKRI. (Pnc-1)