Puluhan Advokat Geruduk Polsek Percut Sei Tuan
PATROLINEWS.COM-Percut Sei Tuan
Puluhan Advokat yang tergabung di Korps Advokat Alumni UMSU (KAUM), menyeruduk Polsek Percut Seituan, ingin melakukan penangguhan kasus penganiayaan yang dilakukan Deasy Natalia Sinulingga (32Thn) karena memiliki tiga anak yang masih balita dan menyusui, Senin (13/9/21).
Para Advokat bersama Noviritani Lumban Tobing (56), ibu kandung Deasy dan ketiga anaknya masih balita mendatangi Polsek Percut Sei Tuan dengan maksud dan tujuan untuk menyerahkan bayi berusia 2 bulan kepada ibunya yang berada dipenjara. Karena selama beberapa hari tidak mendapatkan asi sehingga tubuhnya lemas dan mulai membiru.
Sebelumnya, Minggu (12/9/21) Noviritani mengendong cucunya datang ke Polsek Percut Sei Tuan meminta tolong agar bayinya dapat disusui ibunya dipenjara. Namun, dirinya disuruh pulang dianggap gila oleh petugas kepolisian.
“Saya semalam sudah kesini, karena cucu saya ini badannya udah lemas sampai muntah-muntah, akibat tidak dapat asi ibunya, tapi disuruh pulang dibilang gila, kalau saya gila mana mungkin bisa sampai kesini,” ungkapnya sambil meneteskan air mata
Sementara itu selaku kuasa hukum, Kaum melalui Ketua Kaum, Mahmud Irsyad Lubis, SH mengatakan kepada Patrolinews.com saat berada di Polsek Percut Seituan, kedatangan Kaum untuk menyerahkan anak bayinya kepada Deasy yang masih menyusui berusia 2 bulan.
“Deasy ini ditangkap atas laporan penganiayaan, kita juga akan melakukan praperadilan ke Kapolsek Percut Seituan, melihat Deasy memiliki 3 anak masih balita dan salah satunya bayi berumur 2 bulan dan ibunya sendiri sudah tua baru keluar dari rumah sakit, kami meminta HAM kepada Kapolsek Percut Seituan. Kalau tidak diberikan asi anak ini bakalan kenapa-kenapa kedepannya, ” ucap Mahmud Irsyad Lubis, SH didampingi puluhan anggota Kaum
Setelah sempat berargumen dan memanas, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Janpiter Napitupulu akhirnya menyetujui agar dilakukan penangguhan kepada Deasy dengan jaminan ibu kandungnya.
“Alhamdulillah, sekarang ini sesuai harapan kita, Polisi membuka mata, biar tidak terjadi pelanggaran HAM di kantor Polisi, karena anak-anak ini sangat butuh peran ibunya,” tandas Mahmud Irsyad Lubis.(Zal)