Dinas PUPR Provsu Perbaiki Jalur Longsor Jalan Batu Jomba Sipirok
PATROLINEWS.COM, Tapsel – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) langsung menurunkan 3 alat berat untuk memperbaiki jalur jalan lintas Sumatera Sipirok-Tarutung di Dusun Batu Jomba Desa Luat Lombang Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) pasca longsor.
Selain itu pihak Dinas PUPR Sumut terus melakukan penimbunan jalan yang longsor sepanjang kurang lebih 40 meter dengan timbunan material tanah dan batu sebanyak kurang lebih 50 ton tanah dan batu selama 2 hari berturut-turut.
Pantauan wartawan dilapangan alat berat terus bekerja menimbun dan memperbaiki jalur yang longsor dengan pengawalan aparat Polisi Lalulintas Polres Tapsel dan Dishub Tapsel yang dipimpin Kapos Lantas Sipirok Ipda.B.Siregar dan Sekretaris Dishub Tapsel, Ali Akbar Tanjung. Perbaikan jalan ini sempat mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.
PPK 9 Dinas PUPR Propinsi Sumatera Utara, Agus Suhendra saat didampingi Sekretaris Dishub Tapsel, Ali Akbar Tanjung kepada wartawan, Kamis (18/10/2018) mengatakan bahwa jalur Jalan Batu Jomba ini sebenarnya tidak bisa dimaksimalkan lagi untuk dipakai sebagai jalan utama lintas sumatera.
Alasannya, ungkap Agus dikarenakan tanah di daerah Jalan Batu Jomba kondisinya sangat labil dan cenderung bergerak dengan lempeng tanahnya sehingga mudah bergeser dan menelan timbunan tanah yang ada di atasnya.
“Seberapa banyakpun tanah yang ditimbun disini akan tertelan kebawah dan pekerjaan ini akan sia-sia sekali,” jelas Agus saat di Dusun Batu Jomba Sipirok.
Upaya untuk mengantisipasi ini, lanjut Agus mengatakan salah satunya dengan membuka akses jalur alternatif dengan memfungsikan jalur Pangaribuan – Sipagimbar Sipirok.
“Kita sudah mengetahui jalur Pangaribuan – Sipagimbar Sipirok telah pernah dibuka namun tak pernah difungsikan sama sekali hingga menelan dana 24 Miliar bersumber dari dana APBN dan APBD Tapsel. Pemkab Tapsel seharusnya proaktif mengantisipasi kondisi jalur Jalan Batu Jomba yang terkenal rawan ini, tetapi harus siap dengan resiko dan pertimbangan ekonomi masyarakat lainnya,” tutur Agus. (Saragih)