Ada Beberapa Faktor Minyak Goreng Mahal, Butong: Wali Kota Tak Perlu Terbitkan Perwal

PATROLINEWS.COM, Medan – Sudah beberapa bulan terakhir, harga minyak goreng di Indonesia
melonjak tinggi. Kenaikan harga ini membuat banyak orang terutama para kalangan ibu-ibu rumah
tangga bertanya-tanya, apa yang membuat sebenarnya minyak goreng itu mahal?

Menanggapi hal tersebut di atas, Ketua Fraksi Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kota Medan, Surianto SH alias Butong ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Rabu
(30/03/2022) apakah perlu Wali Kota Medan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal) khusus untuk
menstabilkan harga minyak goreng di wilayah Kota Medan dengan tegas dikatakan, Wali Kota Medan
tidak perlu repot-repot menerbitkan Perwal untuk masalah harga.

Soalnya, kata Butong, pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan telah merilis Peraturan
Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi
(HET) Minyak Goreng curah. “Selain mencabut HET minyak goreng kemasan, penerbitan Permendag
Nomor 11 Tahun 2022 untuk menjaga stabilitas dan kepastian harga minyak goreng curah, serta
keterjangkauan harga minyak goreng curah di tingkat konsumen,” katanya.

Jadi, menurut dia, Wali Kota tidak perlu menerbitkan Perwal yang mengakibatkan terjadinya
tumpang tindih. “Kan lucu, masak pusat udah mengeluarkan aturan, eh daerah juga ikut-ikutan
membuat aturan juga, lantah itu namanya,” sebut politisi Gerindra Kota Medan itu.

Tapi dia setuju, jika Wali Kota membuat tim melibatkan sejumlah instansi seperti Disperindag,
TNI/Polisi, Satpol PP dan bila perlu ditambah dari pihak Kejaksaan. “Tugas tim ini untuk
memperketat pengawasan secara dekat sehingga kalau ada oknum-oknum yang bermain seperti
penimbunan bisa ditindak tegas. Maka dari itu, Wali Kota segera mungkin membentuknya agar tidak
berlarut-larut masalah ini,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan ini.

Ketika disinggung apa penyebabnya sehingga harga minyak goreng mahal, wakil rakyat satu ini
mengatakan, ada beberapa faktor harga minyak goreng tidak stabil di pasaran karena adanya
kenaikan harga minyak nabati dunia. Dengan kondisi tersebut, imbasnya ke negara-negara lainnya
termasuk Indonesia.

“Bisa saja dampak dari perang Rusia – Ukraina terjadi ganjang-ganjing harga minyak goreng.
Perang ini memunculkan kekhawatiran terjadinya kelangkaan minyak nabati dunia. Hal ini
dikarenakan, Ukraina merupakan salah satu negara penghasil minyak nabati berbasis bunga
matahari. Jika pasokan minyak bunga matahari itu terganggu, maka turut mengganggu permintaan
CPO global. Hal tersebut yang menyebabkan harga minyak sawit melonjak setelah invasi Rusia ke
Ukraina,” ujarnya.

Namun, kata Butong, dalam kondisi sekarang ini lebih baik masyarakat harus pintar dalam
menghemat penggunaan minyak goreng harian. “Ada beberapa cara menghemat minyak goreng yang bisa
diterapkan,” sebutnya.

Menurutnya, setelah memasak, jangan langsung membuang minyak goreng yang telah dipakai.
Soalnya, minyak goreng tersebut ternyata masih bisa digunakan lagi.”Mungkin, untuk sementara
ini kita lebih baik menghemat minyak goreng. Kita juga bisa sekali-kali memasak untuk keluarga
tidak menggunakan minyak goreng melainkan rebus-rebusan kan bisa. Pokoknya bagaimana lah kita
menghemat minyak goreng dari pada banyak komentar bersalahan jadinya timbul kesalahpahaman
hindari hal itu,” dia mengingatkan. (Pnc-1)

DPRD MedanMahalMinyak GorengPerwalSurianto
Comments (0)
Add Comment